Mahatma Gandhi, tentu kita tidak akan pernah lupa dengan sosoknya. Sosok Mahatma
Gandhi pun telah banyak menginspirasi berbagai generasi aktivis-aktivis
demokrasi dan anti-rasisme seperti Martin
Luther King, Jr dan Nelson Mandela.
Semua orang didunia ini tentu masih mengingat sosok Mahatma Gandhi yang
mengajarkan prinsip Satyagraha atau
sering diterjemahkan sebagai “Jalan Yang Benar” atau “Jalan Menuju Kebenaran” yang sangat
menginspirasi. Berikut ini adalah kisah masa muda Dr. Arun Gandhi (cucu dari
Mahatma Gandhi).
Kisah ini sangat menarik dan inspiratif sehingga saya
bermaksud mengisahkan kembali melalui tulisan pada blog saya. Saya berharap
kisah ini dapat menginspirasi kita semua untuk lebih bijaksana dalam mendidikan,
baik mendidik anak-anak kita maupun mendidik siswa/i didik bagi yang berprofesi
sebagai pendidik (Guru).
Kisah ini mengajarkan kepada kita tentang
kelamah-lembutan orang tua Arun dalam mendidik Arun sehingga Dr. Arun Gandhi
dapat berhasil. Mari kita simak kisahnya:
MENGHUKUM TANPA KEKERASAN
itu Arun masih berusia 16 tahun dan tinggal bersama orang tua disebuah lembaga
yang didirikan oleh kakeknya yaitu Mahatma Gandhi, di tengah-tengah kebun tebu,
18 mil di luar kota Durban, Afrika selatan.
Mereka tinggal jauh di pedalaman
dan tidak memiliki tetangga. Tidak heran bila Arun dan dua saudara perempuannya
sangat senang bila ada kesempatan pergi ke kota untuk mengunjungi teman atau
menonton bioskop.
hari ayah Arun meminta Arun untuk mengantarkan ayahnya ke kota untuk menghadiri
konferensi sehari penuh. Dan Arun sangat gembira dengan kesempatan ini. Tahu
bahwa Arun akan pergi ke kota, ibunya memberikan daftar belanjaan untuk
keperluan sehari-hari. Selain itu, ayahnya juga minta untuk mengerjakan
pekerjaan yang lama tertunda, seperti memperbaiki mobil di bengkel.
itu, setiba di tempat konferensi, ayah berkata, “Ayah tunggu kau disini jam 5 sore. Lalu kita akan pulang ke rumah
bersama-sama. “. Segera Arun menyelesaikan pekerjaan yang diberikan
ayahnya.
Kemudian,
Arun pergi ke bioskop, dan dia benar-benar terpikat dengan dua permainan John
Wayne sehingga lupa akan waktu. Begitu melihat jam menunjukkan pukul 17:30,
langsung Arun berlari menuju bengkel mobil dan terburu-buru menjemput ayahnya
yang sudah menunggunya sedari tadi. Saat itu sudah hampir pukul 18:00. Dengan
gelisah ayahnya menanyakan Arun “Kenapa kau terlambat?”.
sangat malu untuk mengakui bahwa dia menonton film John Wayne sehingga dia
menjawab “Tadi, mobilnya belum siap sehingga saya harus menunggu”. Padahal
ternyata tanpa sepengetahuan Arun, ayahnya telah menelepon bengkel mobil itu.
Dan kini ayahnya tahu kalau Arun berbohong. Lalu
Ayahnya berkata, “Ada sesuatu yang salah dalam membesarkan kau sehingga kau
tidak memiliki keberanian untuk menceritakan kebenaran kepada ayah. Untuk
menghukum kesalahan ayah ini, ayah akan pulang ke rumah dengan berjalan kaki
sepanjang 18 mil dan memikirkannya baik- baik.”.
Ayahnya dengan tetap mengenakan pakaian dan sepatunya mulai berjalan kaki
pulang ke rumah. Padahal hari sudah gelap, sedangkan jalanan sama sekali tidak
rata.
Arun tidak bisa meninggalkan ayahnya, maka selama lima setengah jam, Arun
mengendarai mobil pelan-pelan dibelakang beliau, melihat penderitaan yang dialami
oleh ayahnya hanya karena kebodohan bodoh yang Arun lakukan. Sejak
itu Arun tidak pernah akan berbohong lagi.
Pernyataan
Arun:
kali saya berpikir mengenai episode ini dan merasa heran. Seandainya Ayah
menghukum saya sebagaimana kita menghukum anak-anak kita, maka apakah saya akan
mendapatkan sebuah pelajaran mengenai tanpa kekerasan? Saya kira tidak.
Saya
akan menderita atas hukuman itu dan melakukan hal yang sama lagi. Tetapi, hanya
dengan satu tindakan tanpa kekerasan yang sangat luar biasa, sehingga saya
merasa kejadian itu baru saja terjadi kemarin. Itulah kekuatan tanpa
kekerasan.”
pembaca yang budiman, demikianlah kisah masa muda Dr. Arun Gandhi semoga dapat
menjadi inspirasi kita semua.