Runtuhnya Peradaban – Seorang pemimpin layaknya
seorang sopir yang sedang mengendarai kendaraan bermesin penggerak, yang
kecepatannya dapat disesuaikan oleh keinginan sang sopir/pemimpin. Cepat atau lambatnya
pergerakan kendaraan yang dikemudikan sangat tergantung pada seorang sopir
dalam menginjak pedal gas.
pula dengan seorang pemimpin ketika mengendalikan roda kepemimpinan pada
perusahaan atau instansi yang di pimpinnya. Cepat atau lambatnya kemajuan
perusahaan/instansi pun akan sangat bergantung kepada kepiawaian seorang
pemimpin dalam mengelola (memanage) sumber daya yang dimilikinya, baik sumber
daya manusia (SDM), modal serta sumber saya lainnya.
Anda terlalu tegang dan panas dengan pembahasan kali ini, ada baiknya Anda
siapkan minuman ringan dingin yang dapat menyegarkan tubuh Anda. Oke, saatnya
kita masuk pada inti pembicaraan dan persiapkan diri Anda baik-baik.
seorang pemimpin dan sopir sejatinya memiliki kemiripan, yaitu membawa dan
memastikan kendaraan (dalam hal ini perusahaan/instansi) yang di pimpinnya
kepada tujuan yang telah ditentukan/direncanakan. Namun didalam perjalannya,
tentu akan mengalami berbagai kendala, masalah serta hambatan dan dari sinilah
dituntut kecakapan seorang pemimpin dalam menyelesaikan kendala ataupun masalah
yang sedang dihadapi.
dapat menjalankan roda kepemimpinan, seorang pemimpin wajib memiliki kemampuan
berikut ini:
adalah kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang sifatnya spesifik,
fokus namun dinamis yang membutuhkan waktu tertentu untuk
mempelajarinya dan dapat dibuktikan. Keahlian merupakan kemampuan terstruktur
yang dimiliki oleh seseorang dalam bidang terntentu guna menunjang
keberhasilan.
dapat diperoleh dari pengalaman, oleh karenanya pemimpin yang berpengalaman
akan sangat berbeda keahliannya bila dibandingkan dengan pemimpin yang kurang
berpengalaman. Pengalaman biasanya didapatkan dari rentang waktu seseorang dalam
melakukan sebuah kegiatan.
halnya seorang Sopir yang telah berpengalaman, cara menginjak pedal gas, pedal
rem dan kopling serta cara memutar setir akan mempengaruhi kenyamanan dalam
sebuah kendaraan. Kenyamanan dan keselamatan penumpangnya sangat tergantung dari
keahlian sang sopir.
pemimpin yang telah memiliki keahlian dalam bidang kepemimpinan, tentu tidak
didapatkan sehari ataupun dua hari melainkan pengalamannya selama
bertahun-tahun untuk menggeluti pekerjaannya. Setiap hambatan yang dialami akan
sangat menentukan pengalamannya, jadi semakin jam terbangnya tinggi maka
keahliannya akan semakin bertambah.
apapun dapat dipelajari namun membutuhkan dedikasi yang tinggi untuk
mempelajari ilmu tersebut seperti perlunya mental positif, semangat motivasi,
waktu dan terkadang uang.
ketarampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin diantaranya:
Keterampilan Konseptual, Keterampilan Komunikasi, Keterampilan Teknis,
Keterampilan Manajemen Waktu, Keterampilan Membuat Keputusan, dan yang paling
utama adalah Keterampilan Kepemimpinan. Sedangkan menurut Armala
– Buku Saku Manger, ada tiga keterampilan utama yang harus dimiliki yaitu
Technical Skill, Conseptual Skill, Soft Skill.
adalah kemampuan seseorang untuk mengenali suatu keadaan berdasarkan persepsi
pikirannya. Knowledge seseorang ditentukan oleh apa yang dipelajari dari
bahan bacaan, lingkungan pergaulan, pekerjaan dan lain sebagainya
diperoleh dari pendidikan, baik formal maupun non formal. Pengetahuan bisa
dipelajari, yang tentunya berkembang sangat dinamis. Untuk itu perlulah selalu
diperbaharui agar pengetahuan tidak usang termakan zaman.
seorang tidak ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat pendidikan yang
dimiliki. Kebanyakan dari kita terkadang keliru dalam menilai tinggi rendahnya
pengetahuan seseorang. Jangan beranggapan bahwa orang yang berpendidikan rendah
memiliki pengetahuan yang rendah pula, sudah banyak pemimpin top dunia yang
membuktikan bahwa ketekunanlah yang menjadi kunci keberhasilan.
dalam hal kepemimpinan juga sangat bergantung pada diri seseorang. Apabila
rajin meningkatkan pengetahuan (mengupgrade kemampuan) melalui berbagai cara,
maka hasilnya juga akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang dalam
kepemimpinan.
intinya Pengetahuan/Knowledge itu sendiri sangat
mudah didapatkan, apalagi dewasa ini ketika Anda ke internet tinggal searching
di google Anda sudah bisa dikatakan dapat mengeksplore knowledge dengan
jumlah yang tidak terbatas.
evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa. Hal ini mencerminkan perasaan
seseorang terhadap sesuatu. Sikap memiliki 3 komponen utama yaitu
kesadaran, perasaan dan perilaku. Yang paling menonjon dari ketiganya adalah
Perilaku.
1960-an, hubungan yang diterima tentang sikap dan perilaku ditentang oleh sebuah tinjauan dari penelitian. Berdasarkan evaluasi sejumlah
penelitian yang menyelidiki hubungan sikap-perilaku, peninjau menyimpulkan bahwa sikap tidak berhubungan
dengan perilaku atau, paling banyak, hanya berhubungan sedikit.
menunjukkan bahwa sikap memprediksi perilaku masa depan secara signifikan dan memperkuat keyakinan
semula dari Festinger bahwa hubungan tersebut bisa ditingkatkan dengan
memperhitungkan variabel-variabel penghubung.
menjadi panutan bawahannya. Berikut ini 10 sifat yang wajib dimiliki seorang
pemimpin yaitu: Visioner, Berkomunikasi dengan baik, Bersahabat dan Membumi,
Membuat orang lain melakukannya, Paham tentang bidang yang digeluti, jadi
panutan, Mudah untuk dinilai, Memiliki Kharisma, Sangat Tekun, Penuh Semangat.
Skill,& Attitude)
dapat menjadikan seseorang menjadi pemimpin hebat, yang tentunya bukan seorang
pemimpin yang hanya mengutamakan kepentingan dirinya saja melainkan kepentingan
perusahaan/instansi yang dipimpinnya.
ala seorang sopir angkutan umum memang sering dipertontonkan oleh para pemimpin
abal-abal. Ditengah terjadinya kecelakaan hebat pada kendaraan yang
dikemudikan, hanya seorang sopir yang mampu bertahan dan selamat.
seorang pemimpin hanya mengandalkan Strategi
Mengamankan Diri, maka ketika terjadi gejolak yang berkepanjangan yang
diutamakan adalah keselamatannya sendiri dengan mengabaikan yang lainnya.
Padahal secara moral dan etika, pemimpin merupakan pemegang tanggung jawab
terbesar jika sampai perusahaan/instansi yang dipimpinnya menjadi Runtuh dan
Hancur berkeping-keping.
ini menandakan bahwa seorang pemimpin yang dianalogikan sebagai sopir tadi, benar-benar
memiliki insting untuk menyelamatkan diri, tanpa memperdulikan penumpang
ataupun kendaraan yang di kemudikan.
runtuhnya peradaban perusahaan, hanya satu orang yang mampu bertahan, itupun
kalau benar-benar bertahan, kemungkinan terbesar adalah dihantui rasa bersalah
sepanjang hidupnya.
lebih bijak bila seorang pemimpin berhenti sejenak untuk jeda, bila memang
merasa sudah tidak mampu lagi untuk mengendalikan roda kepemimpinan. Demikian
halnya seorang sopir, jika sudah lelah dan mengantuk beristirahatlah sejenak
agar tidak membahayak kendaraan maupun penumpang.
ini menunjukan kepada kita bahwa semua manusia memerlukan waktu untuk jeda,
selain itu kita memerlukan orang lain untuk membantu memperlancar perjalanan. Seorang
pemimpin dan sopir sesungguhnya erat kaitannya dan selalu berhubungan terutama
ketika sama-sama mengendarai kendaraan.
- Pergerakan
semakin lamban bahkan terkesan statis - Permasalahan
internal tidak tertangani dengan tuntas - Omzet
menurun yang berimbas pada menurunnya keuntungan dan terkesan merugi - Terjadi
kemunduran hampir di semua aspek yang ada - Sumber
daya yang dimiliki tidak mampu dikelola sehingga tidak produktif - Terjadi
konflik internal yang berujung pada kehancuran
Untuk
menjadi seorang pemimpin, kita wajib
memiliki Keahlian (Skill), Pengetahuan
(Knowledge) dan Sikap (Attitude). Pengetahuan/knowledge bukanlah keahlian/skill jadi seberapa banyak pun Anda tahu, tidak dapat
dikatakan Anda mempunyai skill terhadap hal tersebut kecuali Anda take
action dan akhirnya menemukan pola tertentu sehingga cara berpikir Anda
menjadi sebuah keahlian/skill. Yang terpenting dari kedua hal diatas adalah Sikap (Attitude), karena
pengetahuan dan keahlian tanpa sikap sama seperti berjalan dalam kecepatan
tinggi di kegelapan yang hasilnya tentu buruk.
Seorang pemimpin yang hanya mengutamakan kepentingan
pribadinya tentu akan mengedepankan Strategi
Mengamankan Diri di balik Runtuhnya
Peradaban, tidak layak disebut sebagai pemimpin. Untuk itu jadilah seorang
pemimpin yang memiliki integritas (Setia Kepada Yang Benar) dan Loyalitas
tinggi dalam memimpin.Untuk menjadi seorang pemimpin wajib memiliki Keterampilan
Konseptual, Keterampilan Komunikasi, Keterampilan Teknis, Keterampilan
Manajemen Waktu, Keterampilan Membuat Keputusan, dan yang paling utama adalah
Keterampilan Kepemimpinan. Sedangkan menurut Armala
– Buku Saku Manger, ada tiga keterampilan utama yang harus dimiliki yaitu
Technical Skill, Conseptual Skill, Soft Skill.
ulasan tetang Strategi Mengamankan Diri
Dan Runtuhnya Peradaban, semoga memberikan
pencerahan serta motivasi untuk bergerak lebih maju.
biasa, jika Anda merasa arikel ini bermanfaat silahkan bagikan melalui tombol
social media dibawah artikel ini.
memang kalau mau jadi pemimpin antara pengetahuan, keahlian, dan sikap harus di godok dulu sampai benar-benar matang…karena menjadi pemimpin tidak hanya membuat dan menjadikan tujuan, namun membangun keilmuan dan kemanfaatan untuk semua…gimana bang?
nah tuh biar komen agak panjang tetap aja pertamax…kalau udah rejeki kan gak lari kemana ya….langsung menuju pom bensin pancasila ambil hadiah tiga pintu karena dapat door prize Home » Motivasi » Seputar Dunia Kerja » Strategi Kepemimpinan, Mengamankan Diri Dan Runtuhnya Peradaban
STRATEGI KEPEMIMPINAN, MENGAMANKAN DIRI DAN RUNTUHNYA PERADABAN….
langsung ke TKP aja Mbah, sedot sampai habisnya…..
Gimana mbah, dah abis belum di sedot pertamaxnya…
masih juga ngantri niel…katan ya harus balik dan komen lagi…hehheeee
tapi tadi sempat bilang ama yang jaga minta tolong dibungkuskan aja…
strategi mengamankan diri ,bisa pasang virus mbah (vercaya itu rumus untuk sukses) 😉
@Mbah Dinan: supaya cepat pake karcis aja mbah, terus bawa jirigen….biar enak bungkusnya.
@Mas Rip: Ruus untuk penjilat kali ya mas?
kadang tinggi nya ego seorang pemimpin terhadap anak buahnya membuat kinerja teamwork menurun dan menciptakan ketidak nyamanan dalam sebuah tim. 10 sifat wajib seorang pemimpin memang harus benar" terlihat untuk menjadi pemimpin yang arif, terima kasih mas
Terima kasih kembali mas…..semoga saya dan kita semua dapat menjadi pemimpin yang baik kelak
Amiin…
Amin, juga…ikutan nambahin ya mas marnes
untuk menjadi seorang pemimpin memang perlu memiliki keahlian dan pengetahuan yang mampu mengembangkan program yang baik bagi masyarakat.Pemimpin juga harus memiliki sifat yang amanah supaya dapat menyampaikan sesuatu dengan benar.
iya, tepat sekali Mbak, kuncinya adalah pada siri seorang pemimpin. Terima kasih atas partisipasinya
minim menguasai poin di atas untuk menjadi seorang pemimpin
Belajar terus dan terus belajar jangan lupa praktek, mas itu kunci untuk menguasainya
intinya jika ingin menjadi pemimpin yg baik diperlukan ketiga aspek tersebut yakang
Iya kang, itu yang bersifat mutlak, menurut teorinya si gitu….pada prakterknya masih ada banyak lagi uji kompetesi yang wajib di ikuti
mencari pemimpin yg punya moral tuh yg paling sulit
betul
intinya pemimpin harus punya modal…modal moral, modal ilmu, modal keahlian, modal keimanan, dan modal kejujuran…selanjutnya bekerja dengan merasa bertanggung jawab kepada semua bawahannya…
@yanto: Sebenarnya tidak sulit, gunakan saja mata hati dan hati nurani.
@Mbah Dinan: Tepat sekali mbah, saya sangat mengapresiasi pendapat Anda
menarik nih artikelnya. strategi kepemimpinan. artikel seperti ini sering saya jumpai tapi dalam buku. berlandaskan uswah seorang figur yang nggak ada tandingannya. salam kenal mas dari A R U S
salam kenal kembali. Terima kasih atas kunjungan dan partisipasinya
ketiga poin di atas merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin ya mas, dan dari ketiga poin di atas jika dijabarkan tentunya cakupannya menjadi banyak ya 🙂
Tepat sekali mas, sejatinya ini dimiliki setiap orang akan tetapi tingkatnya yang berbeda2….
kayaknya saya gak ada bakatnya sama sekali deh kalau urusan kepemimpinan kayak gini. hehee
Pasti punya Mas Budi, paling tidak mampu memimpin diri sendiri untuk mengarungi kehidupan berkeluarga, bukan begitu?
JIWA KEPEMIMPINAN MEMANG SANGAT HARUS DIMILIKI OLEH SETIAP INDIVIDU anak muda negeri ini agar dapat mengamankan diri dari keruntuhan moral dimasa yang akan datang
Kepemimpinan sejatinya di pupuk sejak usia dini agar semakin banyak generasi yang lebih baik ke depan….
point banget
POAC : Planning, Organizing, Actuating, Controlling …
strategi atau teori yang dikemukakan oleh George R. Terry memang tidsak salah lagi ya mas…
seorang pemimpin juga harus bias merencanakan sesuatu yang baik untuk kedepannya,membangun organisasi yang baik,juga harus bisa menggerakkan para karyawan dan petinggi perusahaan agar lebih optimal dan dapat memberi pengontrollan yang baik kepada semua lapisan dalam instansi tersebut….
iya gan, itu merupakan ketarampilan yang wajib dimiliki seorang pemimpin (Manajer)
Tidak mudah ketika kita menjadi seorang pemimpin . .peran pemimpin harus benar sosok seorang yang penuh akan rasa tanggung jawab, pengetahuan yang luas, skill yang baik. Tanamnkan jiwa kepimpinan untuk anak2 mulai sejak ini, agar kelak menjadi anak bangsa yang cerdas dengan jiwa kepimpinan yang kuat 😀
Pendapat Anda tepat sekali mas hary
nah ini dia pendidikan kepemimpinan yang keren
cukup baca di blog ini, lalu menerapkan sebaik-baiknya.
saya terkesan dengan point attitude, ini yang banyak diabaikan sama para atasan
berlagak seperti bos dan majikan, nggak memahami perasaan bawahan. gombal kan?
yang pasti ga cukup baca blog tapi praktek juga gan, kalau soal memahami perasaan memang kewajiban atasan/pemimpin juga kok
dulu pernah baca buku (lupa pengarangnya) tentang kepeminpinan…
sebenarnya mudah untuk menjadi pemimpin, hanya perlu keyakinan, kesabaran, keuletan, kejujuran, dan ketakwaan (5N)…namun akan berat kalau kita tidak mempunyai tekat kuat dalam menjalankan semua itu…iya gak gan?
benar gan, saya setuju dengan Anda….5 K kali maksudnya gan atau 5 an
Kalo ada yang karena faktor kebetuntungan, pegimana mas 🙂
keberuntungan tidak mampu bertahan lama dalam persaingan…
Terkadang hal ini hanya dilihat dan dinilai dalam sebuah strategi dalam kepemimpinan. Padahal setiap orang itu adalah mempimpin dirinya sendiri. Bila kita mau jujur sandainya saja kita lebih banyak belajar dan menghargai dalam hal sekecil apapun, tanpa harus menyakiti dan tetap saling bertoleransi dalam bersikap dan bertutur kata.Karena setiap keputusan yang dewasa tanpa pertimbangan dan analisa yang jeli agak ribet juga kali ya mas. Dan disitulah sangat dituntut bagi kita semua dalam hal pengendalian ego dan emosi kepada tingkat kedewasaan, karena semua membutuhkan sebuah proses pematangan melalui proses alam atau yang dikenal proses perjalanan hidup seseorang. Tidak ada teori yang baku dalam hal kepeimpinan. Yang ada apa yang bisa kita berikan dimana orang lain belum mampu memberikannya, point entrinya mungkin hanya itu kali ya gan…. he,,he, he,,
Iya Gan, terima kasih atas penjelasan tamhabannya ya dan terima kasih juga atas apresiasinya
mantab dan berbobot untuk seorang blogger yang menjunjung tinggi konten original.
Wowww terima kasih atas apresiasinya Mbak Ayu…semoga konten blog saya selalu original
Pengetahuan, keahlian dan sikap itu saling berkaitan ya mas. Pemimpin yg baik mampu melakukan kombinasi serta improvisasi dalam menggunakan keterampilannya untuk memimpin. kalo salah satu point di atas tidak ada, maka bukan termasuk pemimpin ya..
Ya bisa dibilang begitu ya kira2 mas Achmad…
wah berbobot sekali judul dan artikelnya benar benar edukasi
terima kasih atas apresiasinya gan
dan perlu juga keihlasasn hati 🙂 mau menerima dengan iklas terhadap kegagalan atas kebijakan
Oke juga tu…nanti saya pertimbangkan untuk tambahannya ya
harus punya pengatuan dan pengalaman yang maksimal seperti yang dituliskan di atas semua ada benarnya
nice share mas
Terima kasih atas apresiasinya
artikelnya sangat bermanfaat sekali mas, semoga dengan membaca artikel ini kata jadi pemimpin yang amanah ya mas 🙂
Amin, share aja via sosial media gan…itu pun kalau berkenan, hehehehe
Paling tidak harus punya Keahlian, Pengetahuan, dan Berpendidikan
iya, ke tiga aspek yang mbak erna sebutkan bisa dipertimbangkan
Ngena semua, mantab gan 🙂
Ngena apanya ni mas Roli?
Kalau bahas soal strategi kepemimpinan, saya jadi ingat soal kampanye pemilu kemarin. hehhehehe
Ya, biasanya pemimpin identik dgn kampanye mas….manis diawal di perjalanan entah gimana?